Sabtu, 25 Februari 2012

Mempersiapkan Jalan Pulang

Adaptasi Dari Samuel Mulia

Kalau aku renungi kehidupan ini ternyata dunia semakin kacau saja bencana terjadi diberbagai tempat ;banjir, kelaparan, mewabahnya penyakit, longsor, gempa, tsunami yang banyak menelan banyak korban jiwa. Hal ini diperparah lagi oleh kehidupan manusianya yang semakin meninggalkan sisi-sisi moralitas, aqidah dan hanya mengagung-agungkan keserakahan dalam diri mereka.
Kehidupan didunia semakin terpuruk haruskan aku ikut juga dalam keterpurukan ini ataukah aku membentuk/ menciptakan sebuah tatanan kehidupan baru dan meninggalkan kesesatan yang ada dibumi ini. Allah berfirman :
“dan jika engkau ikut kepada kebanyakan orang-orang yang ada dibumi, tentu mereka akan menyesatkanmu dari jalan allah” (Al An’am :116)
Kehidupan ini tidak ada yang tahu kapan terhentinya, aku sadar bahwa aku bukan manusia sempurna dan suci tidak terlepas dari dosa. jika besok aku mati dalam kesesatan ini lalu apa yang akan aku bawa atau apa yang harus aku persiapkan kepualanganku hari ini sebelum menuju kepada Ilahi dan tempat mana yang ingin aku singgahi.
1. Aku Punya Otak
Setelah dipikir-pikir sebenarnya aku sudah diberi otak untuk menentukan jalan pulang mana yang ingin aku singgahi, apakah aku ingin ke surga atau ke neraka. Allah memberikanku sebuah kesempurnaan dibandingkan dengan mahluk lainnya yaitu akal. Dengan akal inilah aku bisa menentukan jalan pilihanku yang ingin aku tempuh, dengan akal ini pula aku bisa menentukan mana yang hak dan batil. Namun sejauh mana aku telah menggunakan akalku ini. “Perasaan sepanjang kehidupanku aku lebih banyak menggunakan nafsuku dibandingkan akalku.”
2. Tempat Aku Pulang Surga Atau Neraka
setelah tahu kemana tujuanku maka aku harus menentukan pilihan dari jalan kepulanganku karena transportasi menuju ke dua tempat itu berbeda. Jika melihat keadaanku yang masih bergelut dengan kesesatan dan hawa nafsuku tentu tiket yang aku dapat adalah jalan ke neraka, tapi jika aku pandai menggunakan akalku untuk bersyukur dan mempersembahkan hidupku kepada Ilahi tentu akan bisa mendapatkan tiket untuk pulang ke surga.
3. Mati Masuk Surga
sebuah filosofi yang masih banyak dianut saat ini muda poya-poya, tua kaya raya, mati masuk surga, namun tidak semua mendapatkan kedua pilihan yang pertama karena sesuatu hal, tapi tidak ada kata terlambat untuk pilihan ke tiga; mati masuk surga. Yang terpenting adalah bagaimana aku bisa mengubah kehidupanku saat ini untuk menuju kepada jalan Ilahi, Allah berfirman :
“sesungguhnya allah tidak merubah suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka” (Al-Ra’d :11)
4. Langkah Pertama
langkah pertama yang bisa aku lakukan untuk kempali kejalan Ilahi adalah dengan membenahi hubungnku dengan Allah, untuk memperbaiki hubunganku dengan Allah aku harus mengenal dulu allah seperti sebuah pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang”, hal ini harus aku lakukan untuk tahu Allah.
5. Kalau Sudah Kenal
setelah berkenalan maka aku lebih tahu tentang Allah, dengan mengenal allah maka aku akan tahu apa yang Allah suka dan apa yang Allah benci dengan tahu itu maka aku tidak akan melakukan apa yang Allah benci dan aku akan melakukan apa yang Allah suka.
6. Cinta Mulai Tumbuh
setelah mengenal allah ternyata Allah begitu menyayangiku, dia memberikan semua kasih sayang-Nya kepada semua orang bahkan aku yang tidak pernah ingat pada-Nya. Dia memberiku kesehatan, hidup, dijauhkan dari kelaparan, ketakutan dan semua hal yang tidak bisa aku sebutkan, karena begitu menyayangi aku hingga pemberian-Nya tidak terbatas. Sungguh hal ini membuat aku merasa jatuh cinta kepada-Nya.
7. Aku Lakukan Apapun
ketika aku memiliki pasangan atau kekasih apa yang aku miliki aku berikan, harta, waktu, bahkan jiwaku tapi tidak kepada Allah bahkan walau hanya untuk lima menitpun sungguh aku merasa malu, kesesatan telah membutakan mata hatiku akan cinta yang sebenarnya. Setelah menyadari apa itu arti cinta sejati, akan aku lakukan apa saja untuk untuk Dia. Agar Dia juga bisa mencintaiku.
8. Nomer. 1
kini aku sadar bahwa cinta hanya layak untuk dipersembahkan kepada Allah, cinta kepada-Lah yang menjadikan aku monomer satukan-Nya, hanya kepada Dialah akan kuberikan hidup dan matiku.